Minggu, 22 Januari 2023

HAKIKAT FISIKA

 

HAKIKAT FISIKA

Gambar 1. Peta Konsep Materi Pelajaran Hakikat Fisika


A.     Hakikat Ilmu Fisika

Fisika merupakan ilmu yang banyak diterapkan dalam dunia teknologi, dan hasil teknologi tersebut dimanfaatkan oleh disiplin ilmu yang lain, contohnya seperti di bidang kedokteran, bidang telekomunikasi, bidang kelistrikan, dan masih banyak lagi pemanfaatan ilmu fisika dalam teknologi. Selain dalam bidang teknologi ilmu fisika juga berkaitan dengan fenomena-fenomena alam, misalnya petir, gerhana matahari, gerhana bulan, gempa bumi, dan sebagainya.  

 

Gambar 2. Gerhana matahari cincin (Dok BMKG)

1.       Pengertian fisika

Belajar mengenai hakikat ilmu fisika perlu dimulai dengan mengetahui pengertian dari ilmu fisika itu sendiri. Ilmu fisika dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki definisi sebagai ilmu yang mempelajari dan membahas mengenai zat dan energi. Yakni mencakup energi panas, cahaya, dan juga bunyi.

Definisi dari ilmu fisika kemudian terus berkembang, dan dikemukakan oleh banyak ahli. Diantaranya adalah: 

1)      Efrizon Umar 

Menurut Efrizon Umar, ilmu fisika memiliki definisi sebagai salah satu ilmu yang menjadi ilmu paling dasar dari seluruh ilmu pengetahuan. Sehingga ilmu fisika menjadi ilmu dasar yang penting untuk bisa memahami, mempelajari, dan mengembangkan ilmu pengetahuan lainnya di berbagai bidang. 

2)      Young Hugh D 

Sedangkan menurut Young Hugh D, fisika diartikan sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang menjadi ilmu paling dasar dari ilmu pengetahuan lainnya. Definisi ini tentunya tidak berbeda juah artinya dengan definisi yang dikemukakan oleh Efrizon Umar. 

3)      Bambang Ruwanto 

Bambang Ruwanto juga menyampaikan pendapatnya mengenai pengertian atau hakikat ilmu fisika. Ilmu fisika disampaikan oleh Ruwanto sebagai ilmu-ilmu dasar (sains) dan termasuk ke dalam ilmu yang fundamental. Sehingga disini Ruwanto juga menyebutkan bahwa ilmu fisika adalah ilmu dasar dari berbagai ilmu lainnya. 

4)      Osa Pauliza 

Osa Pauliza kemudian juga menyampaikan pendapatnya terkait pengertian ilmu fisika. Pauliza menyampaikan bahwa ilmu fisika adalah ilmu yang mempelajari sesuatu dan dapat diukur dan kemudian memiliki nilai yang dinyatakan dengan suatu satuan tertentu. Satuan ini berbeda-beda tergantung jenis zat dan benda yang diukur. 

5)      Goris Seran D

Goris Seran D juga menyampaikan pengertian dari ilmu fisika. Menurutnya, ilmu fisika adalah salah satu cabang dari IPA dan menjadi salah satu dasar dari perkembangan teknologi maju dan modern seperti sekarang dan di masa yang akan datang. 

6)      Ari Damari

Ari Damari kemudian menyampaikan pengertian ilmu fisika sebagai salah satu ilmu yang mempelajari berbagai gejala atau fenomena alam. Sehingga segala sesuatu kejadian dan gejala di alam akan dipelajari secara mendalam di ilmu fisika. Setiap orang kemudian bisa menjelaskan secara ilmiah berbagai fenomena di alam. 

Sains adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala alam melalui pengamatan, eksperimen, dan analisis. Fisika sebagai salah satu cabang dari sains merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari materi dan energi serta interaksi antara keduanya. Hakikat fisika adalah Fisika sebagai produk (a body knowledge), sikap (a way of thingking), dan proses (a way of investigating).

a.     Fisika sebagai Produk

Produk yang dimaksud dalam fisika adalah kumpulan pengetahuan yang dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan model.

b.     Fisika sebagai Proses 

Semua jenis produk dihasilkan setelah kita mempelajari gejala alam yang melibatkan materi,energy dan interaksinya melalui serangkaian proses. Proses tersebut meliputi langkah-langkah pengamatan, perumusan masalah, penyusunan hipotesis melalui eksperimen, analisis data, dan penarikan kesimpulan.

c.     Fisika sebagai Sikap  

Setiap langkah dalam proses membutuhkan sikap ilmiah yang baik, antara lain rasa ingin tahu, rasa percaya, kreatif, teliti, objektif, jujur, terbuka, mau bekerja sama, dan mau mendengarkan pendapat orang lain.

Gambar 3. Diskusi kelompok dalam merancang sebuah penelitian ilmiah (dok oleh penulis)

 

2.       Hubungan ilmu fisika dengan ilmu lain

Dalam ilmu kedokteran dan biologi misalnya, diciptakan alat MRI (Magnetic Resonance Imaging), yang merapkan prinsip fisika tentang kemagnetan. MRI menggunakan teknologi elektromagnetik yang canggih. Berbeda dengan CT scan yang menggunakan radiasi sinar X, MRI memanfaatkan medan magnet yang sangat besar. Selain itu, MRI mampu memberikan gambar yang lebih jelas dibandingkan dengan CT scan. MRI dinilai sangat berguna untuk menggambarkan jaringan yang terdapat di dalam tubuh, mulai dari kulit hingga tulang sehingga tampak jelas.

Selain ilmu kedokteran, ahli-ahli astronomi memerlukan optik spektografi dan Teknik radio. Demikian juga ahli-ahli meteorologi (ilmu cuaca), oseanografi (ilmu kelautan), dan seismologi memerlukan ilmu fisika.

Gambar 4. Pemeriksaan pasien menggunakan MRI (dok hellosehat.com)

 

3.       Cabang Ilmu Fisika

Ilmu fisika termasuk ilmu dasar dari semua ilmu pengetahuan, dan kemudian memiliki banyak sekali cabang ilmu. Beberapa diantaranya adalah: 

a.     Mekanika, merupakan cabang ilmu fisika yang secara khusus mempelajari mengenai gerak. 

b.     Fisika Kuantum, merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari mengenai atom dan juga subatom. 

c.     Elektronika, merupakan ilmu fisika yang mempelajari mengenai aliran elektron dalam suatu alat. Misalnya pada komputer dan berbagai peralatan elektronik. 

d.     Termodinamika, merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari mengenai energi panas atau perpindahan suhu. 

e.     Astronomi, merupakan cabang ilmu fisika yang secara khusus mempelajari mengenai perbintangan atau mengenai benda-benda yang ada di angkasa. 

f.      Fisika Medis, merupakan salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari bidang kedokteran. Pada fisika medis ini akan mempelajari beberapa hal terkait: 

g.     Biomekanika, yaitu mempelajari mengenai gaya dan hukum fluida di dalam tubuh manusia. 

h.     Biooptik, mempelajari tentang organ mata dan juga penggunaan dari berbagai alat optik misalnya kacamata dan lensa kontak. 

i.      Biolistrik, mempelajari mengenai sel lurik pada sel-sel di dalam tubuh. 

j.      Optika Geometris, merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang cahaya dan berbagai alat yang bisa digunakan untuk membantu penglihatan manusia.

 


 

4.       Peran Fisika dalam Kehidupan

Sebagai cabang dari sains, Fisika memiliki peran yang besar dalam perkembangan teknologi yang dapat dimanfaatkan manusia. Seiring perkembangan teori Fisika, berikut beberapa contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari:

1)    Pengembangan pembangkit listrik dengan berbagai sumber energi, seperti PLTU, PLTA, PLTS, dan PLTN.

2)    Kereta super cepat magiev dengan aplikasi superkonduktor.

3)    Perkembangan gadget, seperti handphone, laptop, kamera digital, MP3/MP4, dan tablet PC.

4)    Ultrasonografi, MRI, dan rontgen dalam bidang kedokteran.

5)    Pesawat ulang-alik untuk melakukan perjalanan ke angkasa luar.

 


Gambar 5. Cara Kerja PLTS untuk Menghasilkan Listrik (dok mobnasesemka.com)

 

B.      Metode Ilmiah dan Keselamatan Kerja di Laboratorium

1.     Metode Ilmiah

Metode ilmiah adalah prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi, ilmu adalah pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi suatu pengetahuan dapat disebut ilmu dan dikatakan ilmiah adalah sebagai berikut:

a.   Objektik, artinya pengetahuan sesuai dengan objeknya atau didukung fakta empiris.

b.   Metodik, artinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol.

c.   Sistematik, pengetahuan itu disusun dalam suatu sistem yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh.

d.   Berlaku umum, artinya pengetahuan itu tidak hanya diamati oleh seseorang atau beberapa orang saja, tetapi semua orang dengan cara eksperimen yang sama akan memeproleh hasil yang sama pula.

Metode ilmiah mencakup enam Langkah berikut ini:

1)      Merumuskan masalah

Masalah adalah kesulitan yang dihadapi yang memerlukan penyelesaiannya atau pemecahannya. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, antara lain sebagai berikut:

a.       Masalah hendaknya dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya.

b.      Rumusan masalah hendaknya singkat, padat, jelas, dan mudah dipahami.

c.       Rumusan masalah hendaknya merupakan masalah yang kemungkinan dapat dicari cara pemecahannya.

2)      Menyusun hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Dalam Langkah kedua ini diperlukan membuat dugaan tentang jawaban dari masalah berdasarkan bukti-bukti dan fakta-fakta yanga ada.

3)      Membuat rancangan penelitian ilmiah

Rancangan penelitian berisi rencana atau hal-hal yang harus dilakukan sebelum, selama dan setelah penelitian selesai. Metode penelitian, alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian juga harus disiapkan dalam rancangan penelitian.

Selain rancangan penelitian terdapat beberapa faktor lain yang juga harus diperhatikan. Faktor pertama yaitu variabel penelitian, sedangkan yang kedua adalah populasi dan sampel. Variable merupakan faktor yang mempengaruhi hasil penelitian. Populasi merupakan kumpulan atau himpunan dari semua objek yang akan diamati ketika melakukan penelitian, sedangkan sampel merupakan himpunan bagian yang mewakili karakteristik dari populasi.

Dalam penelitian variabel dapat dibedakan menjadi:

a.       Variabel bebas, yaitu variabel yang sengaja megalami perlakuan atau sengaja diubah dan dapat menentukan variabel lainnya (variabel terikat).

b.      Variabel terikat, yaitu variabel yang mengalami perubahan dengan pola teratur (dipengaruhi oleh variabel bebas).

c.       Variabel kontrol, yaitu variabel yang digunakan sebagai pembanding dan tidak mengalami perlakuan atau tidak diubah-ubah selama penelitian.

4)      Melaksanakan penelitian ilmiah

 

Pada tahap ini peneliti akan melakukan pengumpulan atau pengambilan data. Terdapat dua jenis data penelitian, yaitu:

a.       Data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan menggunakan alat indra, seperti indra penglihatan (mata), indra penciuman (hidung), indra pengecap (lidah), indra pendengaran (telingga), dan indra peraba (kulit).

b.      Data kuantitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran sehingga akan diperoleh data berupa angka-angka.

5)      Mengolah data

Data-data yang diperlukan telah berhasil dikumpulkan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengolahan atau analisis data. Data yang diperoleh dapat ditulis atau dinyatakan dalam beberapa bentuk, seperti tabel, grafik, dan diagram.

6)      Menarik kesimpulan

Kesimpulan dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan dapat mendukung hipotesis yang dibuat, tetapi kesimpulan yang diambil harus dapat menjawab permasalahan yang melatar belakangi penelitian.

 

2.     Keselamatan kerja di laboratorium

Dalam melakukan penelitian atau praktikum Fisika, kita terkadang diharuskan bekerja di laboratorium. Laboratorium merupakan ruangan yang memiliki risiko yang cukup besar. Keselamatan semua pihak merupakan tanggung jawab semua pengguna laboratorium. Namun, banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia Dilaboratorium banyak terdapat bahan kimia yang merupakan bahan mudah meledak, mudah terbakar, beracun, dan lain-lain. Selain itu terdapat juga benda mudah pecah dan menggunakan listrik. Maka dari itu, kita harus sangat berhati-hati dalam menggunakan laboratorium.


Gambar 6. Ilustrasi laboratorium meledak - laboratorium Kimia di Fakultas Farmasi UI tahun 2015 (dok www.liputan6.com)

 

Berikut adalah prosedur keselamatan kerja di laboratorium, diantaranya:

a.       Laboratorium yang Baik

Ruangan laboratorium yang memenuhi standar adalah salah satu faktor untuk menghindari kecelakaan kerja. Syarat tersebut meliputi kondisi ruangan, susunan ruangan, kelengkapan peralatan keselamatan, nomor telepon penting (pemadam kebakaran, dan petugas medis). Ruangan laboratorium yang memiliki sistem ventilasi yang baik. Proses keluar masuk udara yang stabil. Sirkulasi udara segar yang masuk ke dalam ruangan. Keduanya harus diperhatikan dengan baik. Semakin baik sirkulasi udara, maka kondisi laboratorium juga akan sehat.

Ruangan laboratorium harus ditata dengan rapi. Penempatan bahan kimia dan peralatan percobaan harus ditata dengan rapi supaya memudahkan untuk mencarinya. Bila perlu, berikan denah dan panduan penempatan bahan kimia di raknya supaya semakin memudahkan untuk mencari bahan kimia tertentu. Alat keselamatan kerja harus selalu tersedia dan dalam kondisi yang baik. Terutama kotak P3K dan alat pemadam api. Berikan juga nomor telepon penting seperti pemadam kebakaran dan petugas medis supaya saat terjadi kecelakaan yang cukup parah dapat ditangani dengan segera. Berikan juga lembaran tentang cara penggunaan alat pemadam api dan tata tertib laboratorium.

Laboratorium harus memiliki jalur evakuasi yang baik. Laboratorium setidaknya memiliki dua pintu keluar dengan jarak yang cukup jauh. Bahan kimia yang berbahaya harus ditempatkan di rak khusus dan pisahkan dua bahan kimia yang dapat menimbulkan ledakan bila bereaksi.

 

b.       Tata Tertib Keselamatan Kerja

Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

1)    Dilarang mengambil atau membawa keluar alat-alat serta bahan dalam laboratorium tanpa seizin petugas laboratorium.

2)    Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke laboratorium. Hal ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

3)    Gunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.

4)    Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan kimia, alat-alat, dan cara pemakaiannya.

5)    Bertanyalah jika Anda merasa ragu atau tidak mengerti saat melakukan percobaan.

6)    Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.

7)    Pakailah jas laboratorium saat bekerja di laboratorium.

8)    Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran, eye shower, respirator, dan alat keselamatan kerja yang lainnya.

9)    Jika terjadi kerusakan atau kecelakaan, sebaiknya segera melaporkannya ke petugas laboratorium.

10) Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif, reagen-reagen yang volatil dan mudah terbakar.

11) Setiap pekerja di laboratorium harus mengetahui cara memberi pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).

12) Buanglah sampah pada tempatnya.

13) Usahakan untuk tidak sendirian di ruang laboratorium. Supaya bila terjadi kecelakaan dapat dibantu dengan segera.

14) Jangan bermain-main di dalam ruangan laboratorium.

15) Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik.

16) Dilarang merokok, makan, dan minum di laboratorium.

 

c.       Alat Keselamatan Kerja

Di dalam ruang laboratorium harus sudah tersedia seluruh alat keselamatan kerja supaya saat terjadi kecelakaan atau darurat, itu bisa diatasi dengan cepat. Berikut adalah alat-alat keselamatan kerja yang ada di laboratorium. Pastikan semuanya tersedia dan Anda tahu dimana letaknya.

1)    Pemadam kebakaran (hidrant)

2)    Eye washer

3)    Water shower

4)    Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

5)    Jas Laboratorium

6)    Peralatan pembersih

7)    Obat-obatan

8)    Kapas

9)    Plaster pembalut

 

d.       Aturan-Aturan Keselamatan Kerja

1)    Pekerjaan di laboratorium sangat membutuhkan keterampilan dan ketelitian. Ketelitian dibutuhkan agar mengurangi resiko kecelakaan saat melakukan kerja di laboratorium.

2)    Sebelum menggunakan laboratorium harus tahu terlebih dahulu alat-alat laboratorium dan fungsinya.

3)    Dalam hal keselamatan pengguna maka perlu dibuatkan aturan atau tata tertib di laboratorium serta peringatanperingatan terhadap bahan-bahan yang berbahaya, sedangkan keselamatan alat-alat perlu diperkenalkan bentuk-bentuk dan nama-nama alat serta bagaimana cara menggunakan dan cara menyimpannya. 

 

e.       Jenis-jenis bahaya dalam laboratorium

Jenis-jenis bahaya dalam laboratorium di antaranya adalah sebagai berikut.

1)  Kebakaran, sebagai akibat penggunaan bahan-bahan kimia yang mudah terbakar seperti pelarut organik, asezena, etil alkohol, etil eter dan lain-lain.

2)  Ledakan, sebagai akibat reaksi eksplosif dari bahan-bahan reaktif seperti oksidator

3)  Keracunan bahan kimia yang berbahaya, seperti arsen, timbal dan lain-lain.

4)  Iritasi, yaitu peradangan pada kulit atau saluran pernapasan dan juga pada mata sebagai kontak langsung dengan bahan-bahan korosif.

5)  Luka pada kulit atau mata akibat pecahan kaca, logam, kayu dan lain-lain.
Sengatan listrik.

 

f.        Usaha pencegahan kecelakaan di laboratorium

Usaha atau tindakan pencegahan kecelakaan di laboratorium yang paling baik adalah bersikap dan bertindak hati-hati, bekerja dengan teliti dan tidak ceroboh, serta mentaati segala peraturan dan tata trtib yang berlaku. Usaha atau tindakan pencegahan kemungkinan timbulnya kecelakaan antara lain sebagai berikut.

1)    Penyediaan berbagai alat atau bahan yang ditempatkan di tempat yang mudah dicapai. alat dan bahan itu, misalnya: ember berisi pasir untuk menanggulangi kebakaran kecil agar tidak terjadi kebakaran yang besar, alat pemadam kebakaran dan selimut yang terbuat dari bahan tahan api, serta kotak P3K untuk memberikan pertolongan pertama.

2)    Tidak mengunci pintu pada waktu laboratorium sedang dipakai dan mengunci pintunya pada waktu laboratorium tidak dipakai.

3)    Pada waktu di laboratorium tidak ada guru atau laboran, siswa tidak diperkenankan masuk.

4)    Penyimpanan bahan-bahan yang mudah terbakar di tempat yang khusus, tidak berdekatan dengan nyala api atau tempat yang ada percikan api listrik, misalkan pada alat yang memakai relay atau motor listrik.

5)    Penyimpanan bahan-bahan yang tergolong racun atau berbahaya (misal air raksa dan bahan kimia lain) di tempat terkunci dan aman.

6)    Pengadaan latihan-latihan cara mengatasi kebakaran secara periodik.

7)    Penggunaan tegangan listrik yang rendah dalam melakukan percobaan listrik, misalnya 12 volt atau 15 volt.

8)    Pengadaan sakelar pusat untuk listrik sehingga jika diperlukan semua aliran listrik di dalam laboratorium dapat diputuskan.

9)    Penggantian kawat sekring pengaman harus dilakukan dengan sekring yang setara.

10) Pengadaan jaringan listrik tambahan tidak diperkenankan kecuali yang dilakukan oleh instalator listrik dengan izin dari PLN.

 

g.       Aturan di laboratorium

Untuk menghindari kecelakaan, para pengguna laboratorium diharapkan dapat mematuhi aturan yang berlaku. Berikut beberapa aturan yanga berlaku di laboratorium IPA.

a)      Aturan-Aturan di Laboratorium

1)      Siswa tidak diperbolehkan masuk tanpa izin guru

2)      hendaknya memakai jas praktikum apabila mangadakan kegiatan di laboratorium.

3)      Bacalah semua petunjuk untuk melakukan eksperimen. Ikuti petunjuknya, apabila masih bingung tanyakan kepada guru Anda.

4)      Pada saat kegiatan praktikum berlangsung, dilarang makan dan minum.

5)      Dilarang menyalakan api.

6)      Gunakan alat-alat sesuai petunjuk dan seizin guru Anda.

7)      Selesai melakukan kegiatan, kembalikan alat-alat ke tempat semula dalam keadaan bersih dan rapi.

8)      Cucilah tangan setelah melakukan kegiatan.

9)      Bersihkan meja kerja dan ruangan laboratorium setelah kegiatan selesai.

10)   Kontrol lagi semua peralatan dan pastikan semua dalam keadaan aman.

 

b)      Aturan Kerja terhadap Listrik

Bahaya listrik dapat disebabkan oleh tegangan listrik dari PLN ataupun alat-alat yang menghasilkan tegangan listrik, misalnya generator. Cara untuk menghindari kecelakaan terhadap penggunaan listrik antara lain sebagai berikut.

1)      Pastikan tangan dan meja kerja dalam keadaan kering agar tidak terjadi sengatan listrik.

2)      Pastikan keadaaan listrik telah terputus dari sumber listrik saat melakukan penyetelan dan pengubahan rangkaian listrik.

3)      Jangan menggunakan steker yang bertumpuk-tumpuk di stopkontak karena dapat menyebabkan kelebihan beban sehingga menimbulkan panas dan memicu kebakaran.

 

h.       Jenis Kecelakaan yang Mungkin Terjadi dan Penanganannya

Kecelakaan yang mungkin terjadi di laboratorium fisika adalah kebakaran dan adanya kejutan listrik. Kedua jenis kecelakaan ini tidak akan terjadi jika terdapat usaha pencegahan dan penanggulangan yang tepat.

 

Pencegahan dan Penanggulangan Kejutan Listrik.

1)      Kecelakaan akibat kejutan listrik dapat dicegah dengan cara sebagai berikut.

2)      Menyediakan pemutus arus yang dekat dengan jangkauan.

3)      Mengetahui letak kabel yang terhubung dengan sumber tegangan utama saat berfungsi.

4)      Mengetahui kesesuaian tegangan yang akan digunakan dengan kemampuan alat yang akan dipakai.

5)      Menyediakan saklar penyambung dan pemutus stopkontak masing-masing.

6)      Memastikan semua kabel terhubung sempurna.

7)      Memberikan petunjuk pada pengguna laboratorium sebelum melakukan kegiatan yang berkaitan dengan arus listrik.

 

Jika terjadi kejutan listrik, putuskan aliran listrik dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1)      Melakukan hubungan pendek.

2)      Melepaskan steker dari stopkontak.

3)      Memutus arus melalui sakelar yang tersedia

4)      Menarik bagian tubuh penderita yang terkena dengan isolator.

 

Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran.
Pemicu kebakaran sering disebut dengan istilah segitiga api, antara lain unsur oksigen, panas, dan bahan bakar. Pencegahan kebakaran dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1)      Menjauhkan bahan yang mudah terbakar dari sumber panas.

2)      Memastikan selalu tersedia sumber air, selimut api, dan pemadam yang siap dipakai

3)      Mematikan segera bunsen jika sudah tidak digunakan.

4)      Nyala pembakar bunsen mungkin tidak kelihatan dalam cahaya terang. Jika alat ini tidak digunakan hendaknya dikecilkan dan ditutup jalan udaranya.

5)      Botol yang berisi zat yang mudah terbakar hendaknya jangan disimpan atau dibuka dekat nyala api.

6)      Nyala pembakar spirtus mungkin tidak kelihatan dalam cahaya terang. Jika alat ini tidak digunakan hendaknya api dipadamkan dan sumbunya ditutup dengan tutup khusus.

7)      Sisa fosfor sebaiknya dibakar sampai habis sebelum alat yang digunakan dibersihkan.

8)      Yakinlah bahwa Anda meninggalkan laboratorium setelah mematikan api, lampu dan lain-lai yang mungkin bisa menimbulkan kebakaran.

9)      Jangan buang sisa bahan yang masih panas ke tempat sampah.

10)   Periksa dahulu jika akan membuang bahan yang msih ada ke tempat sampah.

11)   Sebelum meninggalkan laboratorium, yakinkan diri bahwa semua api/pembakar dan listrik telah dipadamkan.

 

Penanggulangan kebakaran antara lain sebagai berikut.

1)    Apabila api membesar harus segera dipadamkan.

2)    Api yang baru timbul segera dipadamkan dengan kain atau karung basah atau selimut api.

3)    Menggunakan pemadam kebakaran

 

i.        Simbol Keselamatan Kerja

Simbol ini harus diperhatikan dan dipahami supaya kalian mengetahui bahaya yang ada pada suatu benda atau zat kimia.

 

Gambar. 6 simbol peringatan

 

Berikut adalah penjelasan simbol-simbol tersebut:

1)      Animal hazard adalah bahaya yang berasal dari hewan. Mungkin saja hewan itu beracun karena telah disuntik bermacam-macam zat hasil eksperimen atau dapat menggigit dan mencakar Anda.

2)      Sharp instrument hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang tajam. Benda itu jika tidak digunakan dengan benar maka dapat melukai Anda.

3)      Heat hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang panas. Tangan Anda akan kepanasan jika menyentuh benda tersebut dalam keadaan aktif atau menyala.

4)      Glassware hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah pecah. BIasanya berupa gelas kimia.

5)      Chemical hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan kimia. Bisa saja bahan kimia itu dapat membuat kulit kita gatal dan iritasi.

6)      Electrical hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang mengeluarkan listrik. Hati-hati dalam menggunakannya supaya tidak tersengat listrik.

7)      Eye & face hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang dapat membuat iritasi pada mata dan wajah. Gunakan masker atau pelindung wajah sebelum menggunakan bahan tersebut.

8)      Fire hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah terbakar. Contohnya adalah kerosin (minyak tanah) dan spiritus.

9)      Biohazard adalah bahaya yang berasal dari bahan biologis. Bahan tersebut bisa dapat menyebabkan penyakit mematikan seperti AIDS. Contohnya adalah tempat pembuangan jarum suntik.

10)   Laser radiation hazard adalah bahaya yang berasal dari sinar laser.

11)   Radioactive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda radioaktif. Benda ini dapat mengeluarkan radiasi dan jika terpapar terlalu lama maka akan menyebabkan kanker.

12)   Explosive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah meledak. Jauhkan benda tersebut dari api.

 

 

Daftar Pustaka

Nugroho, Aris Prasetya dkk. 2016. Fisika Peminatan Matamatika dan Ilmu-ilmu Alam untuk SMA/MA X. Surakarta: Mediatama.

https://www.ruanganalisa.com/2022/08/11-simbol-keselamatan-kerja-di-laboratorium-secara-umum.html (diakses pada 25 Desember 2022)

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-fisika/ (diakses pada 24 desember 2022)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BAHAS SOAL TANGGA TERGELINCIR

  Sebuah tangga AB homogen panjangnya 4 m dan beratnya 300 N. Tangga tersebut bersandar dengan ujung B pada dinding vertikal yan...